PERKEMBANGAN BELAJAR MASA ANAK
MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas mata
kuliah
Bimbingan dan Konseling Belajar
Dosen Pengampu
Dra. Ninik Setyowani, M.Pd
Oleh :
1.
Aris munandar
(1301411063)
2.
Nur Latifah Yulianti (1301414064)
3.
Ani Isnani (1301414068)
4.
Dika Listyawati O (1301414077)
5.
Yuyun Sundari (1301414075)
JURUSAN
BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
NEGERI SEMARANG
2015
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT,
karena atas kehendakNya lah Makalah Bimbingan dan Konseling Belajar
dengan judul Perkembangan Belajar Masa Anak ini dapat terselesaikan. Shalawat serta salam
senantiasa kita senandungkan kepada Habibuna Muhammad SAW yang selalu
kita nantikan safa’atnya di yaumul kiyamah nanti.
Dalam Makalah ini penyusun membahas apa
saja yang berhubungan dengan perkembangan
belajar masa anak – anak. Adapun tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas lapangan Mata Kuliah Bimbingan dan Konseling Belajar.
Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bukan hanya bagi kalangan akademis, namun juga
bagi masyarakat pada umumnya yang ingin menambah ilmu pengetahuan serta wawasan
terhadap ilmu pengetahuan tersebut.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR............................................................................................................... ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang........................................................................................................................... 1
Rumusan Masalah
...................................................................................................................... 1
Tujuan......................................................................................................................................... 2
BAB II ISI
A. Perkembangan Fisik Masa Anak........................................................................................... 3
B. Perkembangan Psikomotorik Masa Anak ............................................................................. 5
C. Perkembangan Moral Masa Anak.......................................................................................... 6
D. Perkembangan Sosial Masa Anak.......................................................................................... 8
E. Perkembangan
Aspek Kepribadian Masa Anak..................................................................... 11
BAB III PENUTUP
Simpulan..................................................................................................................................... 14
Daftar Pustaka............................................................................................................................ 15
BAB
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Perkembangan belajar bagi setiap
individu ialah berbeda – beda, masing – masing dari mereka memiliki
karakteristik perkembangan tersendiri yang khas dari dirinya. Apabila dilihat
dari usia yang sedang mereka jalani, juga sangat mempengaruhi perkembangan
belajarnya.
Perkembangan belajar seorang anak
meliputi beberapa poin penting, misalnya yaitu perkembangan fisik, perkembangan
psikomotorik, perkembangan moral, dan perkembangan aspek kepribadian. Dalam
tahapannya pun memiliki beberapa bagian, seperti masa anak – anak awal, masa
anak – anak tengah, dan masa anak – anak akhir.
Karakteristik perkembangan belajar
pada masa anak – anak memiliki banyak perbedaan dari karakteristik perkembangan
belajar pada masa yang lain. Disini, anak – anak sudah bukan merupakan seorang
bayi maupun belum menjadi seorang yang dewasa. Anak – anak terbagi menjadi dua,
yaitu anak – anak awal dan anak – anak akhir yang ciri perkembangannyapun
berbeda.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan
permasalahan yang telah penyusun kemukakan diatas, maka penyusun
mengidentifikasikan beberapa pertanyaan, ialah sebagai berikut :
1.2.1
Bagaimanakah perkembangan fisik pada masa anak – anak ?
1.2.2
Bagaimankah perkembangan psikomotorik
pada masa anak – anak ?
1.2.3
Bagaimankah perkembangan moral pada masa
anak – anak ?
1.2.4
Bagaimanakah perkembangan social pada
masa anak – anak ?
1.2.5
Bagaimanakah perkembangan aspek
kepribadian pada masa anak – anak ?
1.3
Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.3.1
Untuk mengetahui perkembangan fisik pada
masa anak – anak.
1.3.2
Untuk mengetahui perkembangan
psikomotorik pada masa anak – anak.
1.3.3
Untuk mengetahui perkembangan moral pada
masa anak – anak.
1.3.4
Untuk mengetahui perkembangan dalam
aspek kepribadian pada masa anak – anak.
BAB
2
PEMBAHASAN
2.1 Perkembangan
Fisik Masa Anak
Pertumbuhan
selama masa awal kanak – kanak berlangsung lambat dibandingkan dengan tingkat
pertumbuhan masa bayi. Awal masa kanak – kanak merupakan masa pertumbuhan yang
relative seimbang meskipun terdapat perbedaan musim. Anak dengan tingkat
kecerdasan yang tinggi, misalnya, tubuhya cenderung lebih tinggi pada awal masa
kanak – kanak dari pada mereka yang kecerdasannya rata – rata atau di bawah
rata –rata dan gigi sementaranya lebih cepat tanggal. Meskipun perbedaan seks
tidak menonjol dalam peningkatan tinggi dan berat tubuh, tetapi pengerasan
tulang dan lepasnya gigi sementara lebih cepat pada anak perempuan, dari usia
ke usia. Anak dari kelompok social ekonomi yang lebih tinggi cenderung
memperoleh gizi dan perwatan yang lebih baik sebelum dan sesudah kelahiran,
oleh karena itu, perkembang tinggi, berat, dan otot – otot cenderung lebih
baik. (Hurlock: 110)
Perkembangan fisik mencakup aspek-aspak anatomis dan
fisiologis.
a.
Perkembangan Anatomis
Perkembangan anatomis ditunjukkan
dengan adanya perubahan kuantitatif pada struktur tulang belulang. Indeks
tinggi dan berat badan, proporsi tinggi kepala dengan tinggi garis keajegan
badan badan secara keseluruhan.
b.
Perkembangan Fisiologi
Perkembangan fisiologis ditandai dengan
adanya perubahan-perubahan secara kuantitatif, kualitatif dan fungsional dari
sistem-sistem kerja hayati seperti konstraksi otot, peredaran darah dan
pernafasan, persyaratan, sekresi kelenjcar dan pencernaan. Aspek fisiologi yang
sangat penting bagi kehidupan manusia adalah otak (brain). Otak dapat dikatakan
sebagai pusat atau sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan.
Berikut adalah table perbandingan
perkembangan fisik pada masa anak – anak :
NO
|
Perkembangan Fisik
|
Masa anak – anak awal
|
Masa anak – anak
pertengahan akhir
|
1
|
Tinggi
|
Pertambahan
tinggi badan rata – rata setiap tahunnya 3 inci.
|
Kenaikan
tinggi pertahun 2 sampai 3 inci.
|
2
|
Berat
|
Pertambahan
berat stiap tahunnnya 2,5 kg. usia 6 tahun > 7x berat lahir.
|
Kenaikan berat bertahun 2,5
kg.
|
3
|
Postur tubuh
|
Terbagi
menjadi 3: gemuk lembek (endomorfik), kuat beritit (mesomorfik), dan relative
kurus (ektomorfik)
|
Terbagi
menjadi 3: gemuk lembek (endomorfik), kuat beritit (mesomorfik), dan relative
kurus (ektomorfik)
|
4
|
Tulang dan
otot
|
Otot menjadi
lebih besar, lebih kuat, dan lebih berat sehingga tampak kurus meskipun
beratnya bertambah
|
Anak yang
berbentuk endomorfik jaringan ototnya sedikit, sedangkan mesomorfik jaringa
ototnya lebih banyak, pada bentuk tubuh ektomorfik cenderung tampak kurus.
|
5
|
Lemak
|
Endomorfik
lebih banyak jaringan lemaknya, mesomorfik mempunyai jaringan ototlebih
banyak dan ektomorfik mempunyai otot – otot yang kecil yang sedikit jaringan
lemak.
|
Anak yang
berbentuk endomorfik jaringan lemaknya lebih banyak, mesomorfik jaringan
lemaknya jauh lebih sedikit, sedangkan ektomorfik cenderung tampak kurus.
|
6
|
Gigi
|
Bila masa ini
berakhir, bayi memiliki satu atau dua gigi tetap di depan dan beberaa celah
dimana gigi tetap akan muncul
|
Anak sudah
memiliki 22 gigi tetap, keempat gigi terakhir muncul selama masa remaja.
|
2.2 Perkembangan
Psikomotorik Pada Masa Anak
Perkembangan fisik pada masa anak –
anak ditandai dengan berkembangnya ketrampilan motoric, baik kasar maupun
halus. Sekitar usia tiga tahun, anak sudah dapat berjalan dengan baik, dan usia
empat tahun anak hampir menguasai cara berjalan orang dewasa. Usia lima tahun,
anak sudah terampil menggunakan kakinya untuk berjalan dengan berbagai cara,
seperti maju dan mundur, jalan cepat, dan pelan – pelan, melompat dan
berjingkrak, berlari kesana kemari, memanjat, dan sebagainya yang dilakukan
dengan lebih halus dan berfariasi. Anak usia lima tahun dapat melakukan
tindakan – tindakan tertentu secara akurat, seperti menyeimbangkan badan diatas
satu kaki, menangkap bola dengan baik, melukis, menggunting dan melipat kertas,
dsb.
Terdapat dua prinsip utama dalam
perkembangan psikomotorik:
1.
Perkembangan itu berlangsung dari yang
sederhana kepada yang kompleks.
2.
Dari yang kasar dan global (gross bodily
movements) kepada yang halus dan spesifik dan terkoordinasikan (finely
coordinated)
2.3 Perkembangan
Moral Masa Anak
Perkembangan moral pada masa kanak –
kanak masih dalam tingkat yang rendah. Hal ini disebabkan karena perkembangan
intelektual anak – anak belum mencapai titik dimana ia dapat mempelajari atau
menerapkan prinsip – prinsip abstrak tentang benar dan salah. Ia juga tidak
mempunya dorongan untuk mengikuti peraturan – pertaturan karena tidak mengerti
manfaatnya sebagai anggota kelompok social.
Karena tidak mampu masalah standar
moral, anak – anak harus belajar berperilaku moral dalam berbagai situasi yang
khusus. Ia hanya belajar bagaimana bertindak tanpa mengetahui mengapa. Awal
masa kanak – kanak ditandai dengan yang apa oleh piaget disebut “moralitas
melalui paksaan”. Dalam perkembangan moral ini, anak – anak secara otomatis
mengikuti peraturan – peraturan tanpa berfikir ataupun menilai dan ia
menganggap orang – orang dewasa sebagai orang yang maha kuasa.
Kohlberg memperinci dan memperluas
tahapan perkembangan moral piaget dengan memasukan dua tahapan dari tingkat
perkembangan, yaitu:
1)
Moralitas
Prakonvensional, dalam tahapan ini anak – anak berorientasi patuh dan hukuman dalam
arti ia menilai benar salahnya perbuatan berdasarkan akibat – akibat fisik dari
perbuatan itu.
2)
Anak
– anak menyesuaikan diri dengan harapan social agar memperoleh pujian.
Dengan berakhirnya awal masa kanak –
kanak, kebiasaan patuh harus dibentuk agar anak memiliki disiplin yang
konsisten. Tetapi anak – anak belum mengembangkan hati nurani sehingga ia tidak
merasa berslah atau malu bila melakukan sesuatu yang diketahui sebagai sesuatu
yang salah. Malahan ia takut dihum utuk menghindari hukuman dan atau
memperbaiki perbuatannya tersebut.
Berikut adalah tingkat dan tahap
perkembangn moral menurut Kohlberg :
Tingkat
|
Tahap
|
1. Prakonvensional Moralitas
Pada level ini, anak mengenal moralitas berdasarkan
dampak yang ditimbulkan oleh suatu perbuatan, yaitu menyenangkan (hadiah)
atau menyakitkan (hukuman). Anak tidak melanggar aturan karena takut akan
ancaman hukuman dari otoritas.
2. Konvensional
Suatu perbuatan dinilai baik oleh anak apabila
mematuhi harapan otoritas atau kelompok sebaya.
3. Pasca-Konvensional
Pada level ini, aturan dan institusi dari masyarakat
tidak di pandang sebagai tujuan akhir, tetpai diperlukan sebagai subjek. Anak
menaati aturan untuk menghindari hukuman kata hati,
|
Pemahaman anak tentang baik dan buruk ditentukan
oleh otoritas. Kapatuhan terhadap aturan adalah untuk menghindari hukuman
dari otoritas.
Suatu perbuatan dinilai baik apabila berfungsi
sebagai instrument untuk memenuhi kebutuhan atau kepuasan diri.
Tindakan berorientasi pada orang lain. Suatu
perbuatan dinilai baik apabila menyenangkan bagi orang lain.
Perilaku diniali baik adalah menunaikan kewajiban,
menghormati otoritas, dan memelhara ketertiban social.
Ada semacam perjanjian antara dirinya dan lingkunga
social. Perbuatan dinilai baik apabila sesuai dengan perudang – undangan yang
berlaku.
Kebenaran ditentukan oleh kata hati, sesuai dengan
prinsip – prinsip etika universal yang bersifat abstrak dan penghormatan
terhadap martabat manusia.
|
2.4 Perkembangan Social Pada Masa Anak
Secara potensial (fitriah) manusia
dilahirkan sebagai makhluk sosial (zoon politicon), begitu pula pada masa anak – anak. Pada masa ini,
mereka mulai sekolah dan kebanyakan anak – anak sudah mempelajari mengenai
sesuatu yang berhubungan dengan manusia, serta mulai mempelajari berbagai
ketrampilan praktis. Dunia psikososial anak menjadi semakin kompleks dan
berbeda dengan masa anak awal. Relasi dengan keluarga dan teman sebaya terus
memainkan peranan penting. Pemahamn anak terhadap pemahaman diri berkembang,
dan perubahan – perubahan dalam gender dan perkembangan moral menandai
perkembangan anak selama masa akhir anak – anak ini.
Aspek penting perkembangan
psikososial selama masa anak – anak yaitu:
1) Perkembangan pemahaman diri
Pada usia sekolah dasar, pemahaman
diri dari anak mengalami perubahan yang sangat pesat. Menurut Santrock (1995)
perubahan – perubahan ini dapat dilihat sekurang – kurangnya dari tiga
karakteristik pemahaman diri, yaitu karakteristik internal, karakterustik aspek
– aspek social, dan karakteristik perbandingan social.
2)
Perkembangan
hubungan dengan keluarga
Menurut Desmita (2009: 183) dalam
bukunya yang berjudul Psikologi Perkembangan mengatakan bahwa sesuai dengan
perkembangan kognitifnya yang semakin matang, maka pada masa pertengahan dan
akhir, anak secara berangsur – angsur lebih banyak mempelajari mengenai
motifasi dan sikap – sikap orang tuanya, serta memahami aturan keluarga,
sehingga mereka lebih mampu untuk mengendalikan perilakuya. Perubahan ini
mempunyai dampak yang besar terhadap kualitas hubungan antara anak – anak usia
sekolah dengan orang tua mereka. (dalam Seifert & Hoffnung, 1994)
3)
Perkembangan
hubungan dengan teman sebaya
Barker dan Wright (dalam Santrock, 1995) mencatat bahwa
anak – anak usia 2 tahun menghabiskan 10% dari waktu siangnya untuk
berinteraksi dengan teman sebaya. Pada usia 4 tahun, waktu yang dihabiskan
meningkat menjadi 20%, sedangkan anak usia 7 tahun hingga 11 meluangkan lebih
dari 40% .
4)
Pembentukan
kelompok
5)
Popularitas,
penerimaan,social dan penolakan
6)
Interaksi
di sekolah, dengan guru maupun masyarakat sekolah yang lainnya.
Di samping keluarga dan teman
sebaya, sekolah juga mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi perkembangan
anak. Betapa tidak, selama masa anak – anak, anak menghabiskan kurang lebih
10.000 jam waktunya di ruang kelas. Anak menghabiskan waktu bertahun – tahun di
sekolah sebagai suatu anggota masyarakat kecil yang harus mengerjakan sejumlah
tugas dan mengikuti sejumlah aturan yang menegaskan dan membatasi perilaku,
perasaan dan sikap mereka (Santrock, 1995)
7)
Proses Sosialisasi dan
Perkembangan Sosial
Proses belajar untuk menjadi makhluk
sosial ini disebut sosialisasi. Loree (1970:86) dengan menyitir
pendapat English & English (1958) menjelaskan lebih lanjut bahwa
sosialisasi itu merupakan suatu proses di mana individu (terutama anak) melatih
kepekaan dirinya terhadap rangsangan-rangsangan sosial terutama tekanan-tekanan
dan tuntutan kehidupan (kelornpoknya); belajar bergaul dengan dan bertingkah
laku seperti orang lain, bertingkah laku di dalam lingkungan sosio-kulturalnya. Perkembangan
sosial, dapat diartikan sebagai sequence dari perubahan yang bersinambungan
dalam perilaku individu untuk menjadi rnakhluk sosial yang dewasa. Charlotte
Buhier mengidentifikasikan perkembangan sosial ini dalam term kesadaran
hubungan aku engkau atau hubungan subjektif-objektif. Proses perkembangannya
berlangsung secara berirama.
8) Kecenderungan Pola Orientasi Sosial
(Loree, 1970:87-89) mengidentifikasi
berdasarkan hasil studi longitudinalnya terhadap anak usia 5-16 tahun bahwa ada
tiga pola kecenderungan sosial pada anak, ialah (1) withdrawal-expansive, (2)
reactivity-placidity dan passivity-dominance. Kalau seseorang telah
memperhatikan orientasinya pada salah satu pola tersebut, maka cenderung
diikutinya sampai dewasa.
2.5 Perkembangan aspek Kepribadian
Pola
kepribadian yang dasarnya telah diletakan pada masa bayi mulai terbentuk pada
masa awal anak-anak. Kerana orang tua, saudara kandung dan sanak saudara yang
lain merupakan dunia social bagi anak-anak, maka bagaimana perasaan mereka pada
anak-anak dan bagaimana perlakuan mereka merupakan faktor penting bagi
pembentukan konsep diri, yaitu inti pola kepribadian inilah sebabnya glsner
mengatakan bahwa konsep diri anak “ terbentuk didalah Rahim hubungan keluarga”
kondisi-kondisi
yang membentuk konsep diri pada awal masa anak-anak
1)
Cara
pelatihan anak, yang dugunakan adalah penting dalam membentuk konsep diri yang
sedang berkembang
2)
Cita-cita
orang tua terhadap anaknya berperan penting dalam mengembangkan konsep dirinya
3)
Posisi
uruan anak-anak dalam keluarga dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian
4)
Sadarnya
akan identitas kelompok minoritas, anak
yang menyadarinya akan mempunyai efek yang kurang baik bila teman-temannya
mengabaikannya atau menolaknya.
5)
Ketidaknyamanan
lingkungan, apakah karena kematian perceraian, perpisahan, atau mobilitas
social berpengaruh buruk terhadap konsep diri anak, anak yang tidak merasa aman
dan merasa lain dari teman-temannya.
Faktor –faktor yang mempengaruhi
konsep diri pada akhir masa anak-anak
1)
Kondisi
fisik, kesehatan yang buruk dan cacat fisik mengahalangi anak untik bermain
dengan teman-teman dan menyebabkan anak merasa rendah diri dan merasa
terbelakang
2)
Bentuk
tubuh, anak yang terlalu gemuk atau
kecil menurut usianya tidak mampu mengikuti
teman-temannya sehingga mengakibatkan perasaan rendah diri
3)
Nama
dan julukan, namanya yang mengakibatkan cemoohan atau yang menggambarkan status
kelompok minoritas dapat mengakibatkan perasaan rendah diri serta julukan yang
diambil dari kelucuan fisikatau sifat kepribadian dapat menimbulkan rendah diri
dan dendam
4)
Status
social ekonomi, kalau anak merasa kalau ia memiliki rumah yang baik pakainya
yang lebih bagus dan alat-alat bermain yang lebih baik dari pada apa yang
dimiliki teman-teman sebayanya ia akan merasa lebih tinggi dan juga sebalinya
5)
Lingkungan
sekolah, penyesuaian diri yang baik didukung oleh guru yang kompeten dan penuh
pengertian. Sedangkan guru yang menerap akan disiplin yang dianggap tidak adil
oleh anak atau yang menentang anak akan memberikan pengaruh yang berbeda.
6)
Dukungan
social, kurangnya dukungan dari teman teman mempengaruhi kepridian anak melalui
konsep diri yang terbentuk yang paling terpengaruh adalah anak yang sangat
popular dan anak yang sangat terkucil
7)
Keberhasilan
dan kegagalan, berhasil menyelesaikan tugas-tugas memberikan rasa percaya diri
dan menerima diri sendiri, sedangkan kegagalan menyebabkan timbulnya persaan
kurang mampu
8)
Seks,
anak perempuan menyadari bahwa peran seks yang harus dijalankan lebih rendah
daripada peran anak laki-laki, dan kesadaran ini menyebabkan menurunnya
penilaian anak
9)
Intelegensi,
yang sangat berbeda dari yang normal akan memebrikan pengaruh buruk pada
kepribadian
Karakteristik Kepribadian
E.B.
Hurlock (1986) mengemukakan bahwa penyesuaian yang sehat atau kepribadian yang
sehat (healthy personality) ditandai dengan karakteristik sebagai berikut.
1) Mampu
menilai diri secara realities
2) Mampu
menilai situasi secara realistik.
3) Mampu
menilai prestasi yang diperoleh secara realistik.
4) Menerima
tanggung jawab.
5) Kemandirian
(autonomi).
6) Dapat
mengontrol emosi.
7) Berorientasi
tujuan.
8) Berorientasi
keluar.
9) Penerimaan
sosial.
10) Memiliki
filsafat hidup.
11) Berbahagia.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari
pembahasan pada bab II didapat kesimpulan yaitu perkembangan mempunyai arti
suatu proses perubahan individu yang pelaksanaanya teratur berawal dari masa
konsepsi dan belangsung sampai akhir hayat. Dalam perkembangan banyak berbagai proses
yang terakait yaitu proses biologis, kognitif, dan psikososial. Ketiga proses
ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Masa anak-anak merupakan masa yang
terpanjang dalam rentang kehidupan saat dimana individu relative tidak berdaya
dan bergantung pada orang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Desmita. 2009. Psikologi
Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Hurlock, Elizabeth B.
2002. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan.
Jakarta: Erlangga
Santrock, John W. 2002.
Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup. Jakarta: Erlangga
00.42
Unknown


0 komentar :
Posting Komentar